Nenek Moyangku…

kapal lautSaya jadi teringat sewaktu kecil dulu saya sering menyanyikan lagu Nenek Moyangku (se)Orang Pelaut entah itu karena semacam ‘cuci otak’ oleh rezim waktu itu atau emang lagi hits, entahlah. (Jangan-jangan lagu itu milik Malaysia yang sengaja diciptakan oleh Saridjah Niung Bintang Soedibio atau lebih dikenal dengan ibu Sud atas permintaan pemerintah Malaysia…walah!). Ini syairnya sekedar mengingatkan aja:

nenek moyangku orang pelaut
gemar mangarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b’rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

Tidaklah salah memang lagu tersebut tercipta, mungkin karena faktanya Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana duapertiga wilayahnya merupakan perairan (laut). Dan cerita-cerita sejarah sering menyisipkan betapa gagah beraninya bangsa Indonesia melalui kerajaan A atau B sudah sampai ke negara Ini negara Itu negara Anu dengan naik kapal laut. Menariknya, kenapa kita tidak menjajah negara itu ya malah orang eropa yang jauh-jauh datang. Mungkin karena bangsa Indonesia dari dulu di dunia Internasional terkenal Cinta Damai (dongeng ibu guru). Celakanya si muka pucat eropa itu sudah datang menjajah pula dan yang lebih celaka lagi menurut saya malah sesama ‘bangsa Indonesia’ saling menjajah.

Mungkin ada cerita lain bahwa ‘bangsa Indonesia’ ini pertama kali ada ketika entah siapa (manusia dari dataran tinggi Yunan) naik kapal nyasar ke Indonesia dan meng-klaim dia menemukan negara baru, karena itu disebutlah nenek moyang orang Indonesia adalah pelaut (karena naik kapal bukan jalan kaki). Tak tahulah tapi kalimat ini tidak pernah ada dalam cerita sejarah dimanapun, hanya kayalan saya waktu kecil. Lebih pastinya bisa dicari hasil wawancara dengan ibu Sud (jika ada). Dugaan saya lagu itu tercipta karena terinspirasi sang ayah yang berasal dari Bugis yang terkenal sebagai saudagar juga pelaut. Semoga dugaan saya salah.

Tulisan ini merupakan sepenggal tulisan saya di sebuah situs mengenai maritim yang akan dibuat. Menarik memang jika kita renungkan. Negara yang duapertiga wilayahnya adalah perairan (laut) tetapi tidak punya informasi mengenai maritim (kelautan) yang lengkap. Bukan juga karena teknologi informasi belum menjamah negara ini, bukan juga pelaku bisnisnya tidak ada tapi saya menduga belum ada yang memulainya saja. Bisnis informasi (web) memang belum bagus disini. Jadi saya berharap ‘kami’ bisa memulainya. So…mari kita ujudkan bersama supaya lagu bu Sud tetap hidup di era informasi ini.

Salam hangat….

Leave a comment